Sabtu, 01 Juni 2013

metode Fish bowl


2.1.1.Metode Fish bowl
2.1.4.1. Pengertian Metode Fish Bowl
      Teknik diskusi Fish bowl merupakan salah satu Metode diskusi kelompok. Menurut Roestiyah (2008 : 5), teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar-menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semua siswa aktif tidak ada yang  sebagai pendengar saja.
 Menurut Roestiyah(2008 : 5) Mengajar dengan  teknik  diskusi akan mengkondisikan kelas sebagai berikut :
a.       Kelas dibagi dalam beberapa kelompok.
b.      Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.
c.       Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan.
d.      Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal, mendorong rasa kesatuan.
e.       Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
Disebut metode diskusi mangkuk ikan atau fish bowl discussion, karena orang yang mengamati jalannya diskusi seolah-seolah melihat ikan dalam mangkuk. Moedjiono (2002 : 22) mengungkapkan bahwa dalam diskusi ini, beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur dalam susunan semi lingkaran (setengah lingkaran), sub kelompok pendengar duduk mengelilingi sub kelompok diskusi dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi (sub kelompok diskusi).
Berikut ini adalah ilustrasi pengaturan tempat duduk pada metode Fish bowl dalam suatu kelompok :
                                                                 






















 
   
Gambar 2.1 : Ilustrasi metode fish bowl

                                  Keterangan gambar:
                                    :  kursi kosong
                                    :  kursi anggota kelompok diskusi/kelompok dalam
                                    : kursi anggota kelompok luar (pengamat/pendengar)
  Menurut Roestiyah (2008 : 7) Dalam tiap kelompok pada metode diskusi ini terdapat seorang pemimpin yang berperan sebagai :
                           1. Pengatur lalu lintas pembicaraan.
a.       Mengatur duduk siswa, sehingga masing – masing duduk dalam lingkaran atau seperti ladam kuda.
b.      Bertanya kepada anggota diskusi secara  berturut – turut.
c.       Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.
d.      Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu.
2. Benteng penangkis
a.       Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.
b.      Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.

3. Penunjuk jalan
Memberi petunjuk tentang kemajuan yang telah dicapai oleh kelompok.
2.1.4.2. Pelaksanaan Metode Fish Bowl
Sebelum pelaksanaan metode ini, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
2.1.4.2.1.      Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
2.1.4.2.2.      Menentukan anggota sub kelompok pengamat dan anggota sub kelompok diskusi dalam setiap kelompok secara heterogen.
2.1.4.2.3.      Mengatur tempat duduk tiap kelompok dalam kelas berbentuk semi lingkaran (setengah lingkaran) seperti pada gambar 1.
Adapun langkah-langkah penerapan metode diskusi ini dalam kegiatan pembelajaran adalah :
a)      Siswa dalam tiap kelompok mengambil posisi tempat duduk sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditentukan.
b)      Menentukan ketua kelompok dalam setiap sub kelompok diskusi.
c)      Guru membagikan LKS dalam setiap kelompok, yaitu untuk sub kelompok diskusi dan untuk setiap siswa dalam sub kelompok pengamat.
d)     Siswa dalam sub kelompok diskusi mendiskusikan dan mengerjakan LKS.
e)      Siswa dalam sub kelompok pengamat mendengar, mengamati, serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan materi yang sedang didiskusikan oleh sub kelompok diskusi. Menurut Surjadi (1989 : 141), peserta – peserta dalam sub kelompok pengamat yang duduk melingkari sub kelompok diskusi, menjadi pengamat (observer) serta melakukan kegiatan mencatat. Setelah selesai seluruh peserta menganalisa dan mendiskusikan lebih mendalam misalnya, alasan, tujuan, hal yang bersangkut paut dengan sikap setuju atau menentang. Tiap peserta diberikan kesempatan untuk mengemukakan analisanya. Sementara sub kelompok diskusi mendiskusikan masalah, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk menempati kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi selesai berbicara.
f)       Hasil diskusi kelompok yang sudah dianggap benar ditulis oleh siswa dalam lembar jawaban.
g)      Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
h)      Setiap kelompok merevisi hasil kerja pada LKS.
i)        Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
      Dalam diskusi kelompok ini, antara siswa yang satu mengajar siswa yang lain. Ketika para siswa tahu bahwa mereka harus mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada siswa lainnya, mereka akan jauh lebih berhati-hati untuk meyakinkan diri bahwa mereka betul-betul telah memahami subyek itu dan kemudian menyampaikan secara logis dalam bentuk pikiran/pendapat atau dalam bentuk yang ditulis dengan seksama. Hal ini dapat mendorong siswa berpikir kritis dan memberikan pengalaman kepada siswa bagaimana berdiskusi dengan baik, bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana menyatakan pendapat dengan baik dan jelas, bagaimana memberikan contoh dengan tepat, dan bagaimana menanggapi masalah dengan kritis dan evaluatif.       

1 komentar: