hanya tinggal daftar gratis , lihat iklan serta mengklik iklan. ayo segera klik d bawa ini
http://www.probux.com/?r=riki015
Sabtu, 29 Juni 2013
Jumat, 21 Juni 2013
teori belajar, teori pembelajaran dan pembelajaran matematika menurut para ahli-ahli
1.
Teori Belajar
Menurut
Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 2012: 21). Hasil dari aktivitas belajar
terjadilah perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi
perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Menurut
Burton, dalam sebuah buku “The Guidance
of Learning Avtivities” (Aunurrahman, 2010: 35) belajar sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
|
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan
(Suprijono, 2009: 3). Sedangkan belajar menurut Aunurrahman (2010: 38) adalah
proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan
orang untuk belajar menjadi ciri-ciri penting yang membedakan jenisnya dari
jenis–jenis mahluk lain, Gredler (Aunurrahman, 2010: 38). Dalam konteks ini
seseorang dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak
mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.
a.
Ciri–ciri perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar :
1)
Perubahan terjadi secara sadar.
Ini berarti bahwa
seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang–kurangnya ia meresakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
2)
Perubahan dalam belajar
bersifat kontinu dan fungsional.
Perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3)
Perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif.
Perubahan bersifat
positif artinya dalam belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan bersifat aktif artinya
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena ada usaha
individu sendiri.
4)
Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara.
Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5)
Perubahan dalam belajar
bertujuan atau terarah.
Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
6)
Perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku.
Perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
b.
Prinsip–prinsip belajar adalah
sebagai berikut:
1)
Berdasarkan prasyarat yang
diperlukan untuk belajar.
(1)
Dalam belajar setiap siswa
harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk
mencapai tujuan instruksional.
(2)
Belajar harus dapat menimbulkan
reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
(3)
Belajar perlu lingkungan yang
menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
(4)
Belajar perlu ada interaksi
siswa dengan lingkungannya.
2)
Sesuai hakikat belajar
(1)
Belajar itu proses kontinu,
maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
(2)
Belajar adalah proses
organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
(3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pangertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mengharapkan pengertian yang
diharapan.
3)
Sesuai materi atau bahan yang
harus dipelajari
(1)
Belajar bersifat keseluruhan
dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga
siswa mudah menangkap pengertiannya.
(2)
Belajar harus mengembangkan
kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4)
Syarat keberhasilan belajar
(1)
Belajar memerlukan sarana yang
cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
(2)
Repetisi, dalam proses belajar
perlu ulangan berkali–kali agar perhatian, keterampilan, sikap itu mendalam
pada siswa.
Berdasarkan
beberapa pengertian belajar yang dikemukan oleh para ahli di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti bertambahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan. Oleh karena itu, belajar adalah
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman
seperti seperti proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.
2.
Teori Pembelajaran
Menurut
Syahrir (2010: 6) pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut unsur
cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks, karena dalam kegiatan pembelajaran
senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan
lingkungan belajar untuk diperolehnya perubahan tingkah laku (hasil belajar)
sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang diharapkan (Rusman, 2010: 116).
Surya
(Rusman, 2010: 116) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan
pengertian pembelajaran yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Perubahan
tersebut adalah sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
3.
Pembelajaran Matematika
Aunurrahman
(2010: 2) mengatakan pembelajaran akan berfokus pada pengembangan kemampuan
intelektual yang berlangsung secara sosial dan kultural, mendorong siswa
membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial, dan
belajar dimulai dari pengetahuan awal dan perspektif budaya.
Menurut
Suprijino (2009: 13) pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses,
cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran
adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar,
sementara pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir
lingkungan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti
halnya pengajaran.
Menurut
Aqib (Syahrir, 2010: 6) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang disusun,
meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan rancangan yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Hamalik (Syahrir, 2010: 7) pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan
untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
Menurut
Syahrir (2010: 8) matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari–hari melalui materi pengukuran, geometri, aritmatika sosial,
peluang, dan statistik. Lebih lanjut Syahrir (2010: 84) mengungkapkan bahwa matematika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bilangan dan bangun (datar dan
ruang) lebih menekankan pada materi matematikanya.
Menurut
Tinggih (Hudojo, 2005: 4) matematika tidak hanya berhubungan dengan
bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai
sasarannya. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan,
logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Dengan
demikian, pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian
terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. Mempelajari matematika tidak
hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan
matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan
yang diatur menurut urutan yang logis
(http://www.sarjanaku.com/2010/09/hakikat-matematika.html).
Minggu, 16 Juni 2013
pengertian motivasi belajar dan hasil belajar menurut para ahli
1.
Motivasi Belajar
a.
Pengertian Motivasi
Menurut
Prastya Irawan dkk. Mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa dari tiga
faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yaitu latar belakang
keluarga, kondisi atau konteks sekolah, dan motivasi, maka faktor terakhir
merupakan faktor yang paling baik. Welberg dkk. Menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai
kontribususi antara 11 sampai 20% terhadap hasil dan prestasi belajar. Studi
yang dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%,
sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai
kontribusi sampai 64% terhadap hasil dan prestasi belajar (suprijono, 2011:
162).
Hasil
penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara
motivasi dan belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang
dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar.
Motivasi
juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui prilaku
tertentu (Cropley). Hampir senada, Winkles (1987) mengemukakan bahwa motif
adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian
ini bermakna jika seseorang melihat suatu manfaat dan keuntungan yang akan
diperoleh, maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut (Siregar
dan Nara, 2011: 49).
Secara
umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu
(Purwanto, 2010: 73).
Suprijono
(2001: 163) memaparkan indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2)
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar.
3)
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4)
Adanya penghargaan dalam belajar.
5)
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6)
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Motivasi
belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut
motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Mendorong peserta didik untuk berbuat.
Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.
2)
Menentukan arah kegiatan pembelajaran
yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran.
3)
Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni
menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna
mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak
menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.
b. Jenis
dan Sumber Motivasi
Motivasi
dapat dibedakan menjadi motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa
adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada
pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong
motivasional (Siregar dan Nara, 2011: 50).
Motivasi
intrinsik dalam realitasnya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding
motivasi ekstrinsik. Hal ini terjadi karena faktor ekstrinsik dapat saja justru
mengakibatkan daya motivasi individu berkurang ketika faktor ekstrinsik
tersebut mengecewakan seorang individu.
c. Peran
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Secara
umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai
suatu tujuan. Kedua, motivasi
memegang peran penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam
belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar (Siregar dan Nara, 2011: 51).
d. Model
Motivasi ARCS
Dari
berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun
seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat di terapkan dalam proses
pembelajaran, yang di sebut ARCS model yaitu
Attention (perhatian) yaitu dorongan
rasa ingin tahu, Relevance (relevansi)
yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan
dan kondisi siswa, Confidence (kepercayaan
diri) yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat
berinteraksi dengan lingkungan, dan Satisfaction
(kepuasan) yaitu keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang akan
menghasilkan kepuasan (Siregar dan Nara, 2011: 52).
e. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi
Dalam
buku Belajar dan Pembelajaran, Ali Imron
(1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam
proses pembelajaran, keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Cita-cita / aspirasi pembelajar.
2)
Kemampuan pembelajar.
3)
Kondisi pembelajar.
4)
Kondisi lingkungan pembelajar.
5)
Unsur-unsur dinamis
belajar/pembelajaran.
6)
Upaya guru dalam membelajarkan
pembelajar.
2. Hasil
Belajar
Suprijono
(2011: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
a. Informasi
verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.
c. Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri.
d. Keterampilan
motorik yaitu kemempuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otamatisme gerak jasmani.
e. Sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut.
Menurut
Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain afektif adalah reciving
(sikap menerima), responding (memberikan
respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized (suprijono,
2011: 7).
Gagne
(1988: 64) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kapabilitas orang yang
memungkinkan beragam penampilan.
Hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja (suprijono, 2011: 7).
rancangan satuan acara pembelajaran
|
RANCANGAN SATUAN ACARA PEMELAJARAN (SAP)
Program keahlian : Sekolah Menengah Pertama
Mata Diklat : Matematika
Kompetensi : D. Himpunan
Kelas : VII ( tujuh)
Waktu : 22 jam pelajaran
Sub kompetensi | Materi Pokok Pembelajaran | Substansi Non-instruksional | Metode penilaian | Strategi Pembelajaran | Waktu (JamPel) | Sumber daya | |||||||
Sikap | Pengetahuan | Keterampilan | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | |||||
D1. Mengenal himpunan | Teliti dan cermat dalam menerapkan konsep himpunan | § Pengertian himpunan § Menyatakan himpunan dengan mendata anggotanya § Mengenal himpunan berhingga dan tak berhingga | Mengope-rasikan himpunan | § Kesadaran akan potensi diri § Kecakapan kerjasama § Kecakapan memecahkan masalah § Kecakapan komunikasi | § Pemberian tugas multi fulcois( pilihan ganda) § Uraian | § Siswa menyimak dengan cermat pengantar guru tentang contoh-contoh himpunan dalam kehidupan sehari-hari § Guru meminta siswa menyebutkan beberapa contoh yang merupakan himpunan dan bukan himpunan § Guru meminta siswa mengerjakan contoh soal latihan 3. § Siswa yang dapat mengerjakan minimal 75% dengan benar maka di lanjutkan ke kegiatan ke 3 § Siswa yang belum mendapatkan minimal 75% hasil tes, harus mengerjakan ulang tugas latihan 3. | 4 | § Buku Pintar Matematika SMP § Konsep dan aplikasi matematika 1 § Jenius Matematika 1 | |||||
D2. Memahami konsep bagian himpunan | Teliti dan cermat dalam menerapkan konsep bagian himpunan | § Dapat membedakan himpunan kosong dan nol serta notasinya § Dapat menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan § Dapat memahami tentang himpunan semseta serta dapat menyebutkan anggotanya | Mengoprasikan himpunan kosong dan himpunan bagian | § Kesadaran akan potensi diri § Kecakapan kerjasama § Kecakapan memecahkan masalah § Kecakapan komunikasi § Menumbuhkan Kreakivitas | § Pemberian tugas § Uraian obyektif | § Siswa mendiskusikan tentang pengertian himpunan kosong. § Guru memberikan latihan soal tentang himpunan kosong dan Setelah siswa selesai mengerjakan soal, siswa di harapkan maju untuk mengerjakan di depan. § Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas dan di persentasikan § Guru memberikan tugas untuk mengerjakan latihan 9 kepada siswa § Siswa yang minimal dapat mengerjakn 75% dengan benar, dan dapat di lanjutkan ke kegiatan 4 § Siswa yang belum mencapai minimal 75% benar, guru memberikan contoh lain dan siswa mengerjakan | 6 | § Buku Pintar Matematika SMP § Konsep dan aplikasi matematika 1 § Jenius matematika 1 | |||||
D3. Menyatakan himpunan dengan diagram Venn | Teliti dan cermat dalam menerapkan konsep digram venn | § Mengenal digram venn § Dapat memahami irisan dan gabungan dua himpunan § Menyelesaikan masalah dengan konsep himpunan | Mengoperasikan himpunan dengan digram venn | § Kesadaran akan potensi diri § Kecakapan kerjasama § Kecakapan memecahkan masalah § Kecakapan komunikasi. | § Pemberian tugas § Uraian obyektif § Multifulcois ( Pilihan Ganda) | § Guru memberikan tugas siswa untuk menyelesaikan soal diagram venn § Siswa mengerjakan latihan soal 10 dan mengerjakan di depan § Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi perbedaan irisan dan gabungan § Siswa mengerjakan soal latihan 12 agar siswa dapat menggambar irisan dan gabungan dalam diagram venn § Siswa yang minimal dapat mengerjakan 75% dengan benar dapat di lanjutkan ke kegiatan selanjutnya § Siswa yang belum dapat mengerjakan 75% benar harus mengulang mengerjakan contoh soal lain yang di berikan § Guru membagi siswa beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas sifat-sifat operasi pada himpunan. | 10 | § Buku pintar matematika SMP § Konsep dan aplikasi matematika 1 § Jenius matematika 1 | |||||
| | | | | | § Siswa di minta untuk mengerjakan soal uji kompetensi § Hasil evaluasi di koerksi besama siswa § Siswa yang telah mencapai minimal 75% dengan benar pada evaluasi di anggap tuntas § Siswa yang belum mencapai minimal 75% benar untuk evaluasi belum di anggap tuntas dan harus mengulang evaluasi sehingga mencapai nilai yang minimal. | 2 | § Buku Pintar Matematika SMP § Konsep dan aplikasi matematika 1 § Jenius matematika 1 | |||||
Mengetahui,
Kepala Sekolah …………….. Guru Mata Diklat ………………….
……………………………… ………………………………………
Langganan:
Postingan (Atom)